BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karena perekonomian tidak stabil, harga kebutuhan pokok semakin
melambung, kemiskinan semakin meluas, maka masyarakat yang minim penghasilan
serta yang berminat untuk memulai wirausaha rumah dengan sedikit modal, mudah perawatan
dan menguntungkan hasilnya bila dibandingkan dengan ayam ras horn, ayam hyfa
maupun ayam Kedu, terutama dibidang perkandangan, tata cara pemeliharaan,
makanan dan hasil telurnya, yaitu budidaya ayam arab.
Melihat permintaan pasar konsumsi akan kebutuhan telor, sekarang telah
terjadi pergeseran. Telur baru mulai berkurang karena semakin tinggi resiko
kandungan kolesterol dan mereka mulai menengok telur ayam arab (kampung) yang mempunyai berbagai keistimewaan,
antara lain: cangkang tebal, kuning telur
besar, tidak amis, daya tahan lama dan kandungan kolesterol rendah.
Kebutuhan rata-rata perhari telur ayam arab (kampung) wilayah Surabaya
diatas 100 ribu, Malang 100 ribu butir, daerah lain di Jawa Timur ± 200
ribu butir. Belum lagi di luar Jawa Timur, seperti : Solo, Jogja, Semarang,
Jakarta, Ujung Pandang dan Bali sangatlah tinggi, diatas 100 ribu per hari
untuk tiap kota.Padahal stok atau hasil per hari dari para peternak di Kediri
dan sekitarnya hanya ± 150 ribu butir per hari. Melihat keadaan tersebut,
sangatlah wajar bila perkembangan ayam arab semakin dipesatkan dengan merambah
wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat. Karena itulah ketakutan para peternak baru
akan booming (kelebihan produksi) tidak beralasan, karena booming masih 10
tahun lagi.
Analisa usaha merupakan suatu
langkah kita untuk memulai suatu usaha yang akan kita kerjakan. Pada dasarnya segala suatu usaha alangkah
baiknya dengan kita membuat analisa usaha sebelumnya, dengan demikian kita
dapat memprediksikan sebelumnya apa yang akan terjadi kedepan nantinya dan kita
dapat menanggulanginya secara bijak.
Dengan analisa usaha kita memerlukan data-data yang tercukupi, sehingga
memudahkan dalam penyusunannya. Dari
menghitung analisa usaha kita dapat menyimpulkan apakah kita akan mendapat untung
atau rugi dengan biaya yang kita keluarkan tiap bulannya.
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana
manajemen pemberian pakan pada ayam arab di peternakan rakyat ?
2. Bagaimana
pengaruh manajemen pemberian pakan terhadap produktifitas ayam arab di
peternakan rakyat?
3. Bagaimana
manajemen pemeliharaan ayam arab di peternakan rakyat?
4. Bagaimana
permodalan yang ada dalam peternakan ayam arab tersebut
1.3 Tujuan Kegiatan
1. Mengetahui manajemen pemberian pakan pada burung puyuh
dipeternakan rakyat.
2. Mengetahui pengaruh manajemen pemberian pakan terhadap
produktifitas burung puyuh di peternakan rakyat.
3. Mengetahui manajemen pemeliharaan ayam arab di
peternakan rakyat.
4. Mengetahui
manajemen permodalan yang ada dalam peternakan ayam arab tersebut
1.4 Manfaat Kegiatan
1. Dapat
mengetahui manajemen pemeliharan ayam arab yang baik dan benar.
2. Dapat
mengenal secara langsung kondisi manajemen peternakan ayam arab rakyat.
3. Dapat
melakukan analisis manajemen pemeliharaan ayam arab
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asal Usul Ayam
Pembangunan peternakan merupakan bagian
dari pembangunanan keseluruhan yang bertujuan untuk menyedediakan pakan hewani
berupa daging, susu dan telur yang bernilai gizi tinggi, meningkatkan
pendapatan petani peternak, serta menambah devisa dan memperluas kesemptan kerja.
Hal ini yang mendorong pembangunan sektor peternakan sehingga pada masa yang
akan datang diharapkan akan dapat memberikan konstribusi yang nyata dalam
pembangunan bangsa (Salam et al
;2006).
Menurut Suryana dan Agus (2008), ayam
buras merupakan salah satu unggas lokal yang umumnya dipelihara petani
dipedesaan sebagai penghasil telur tetas, telur konsumsi dan daging. Selain
dapat diusahakan secara sambilan, mudah dipelihara dengan teknologi sederhana
dan sewaktu-waktu dapat dijual untuk keperluan mendesak. Unggas ini mempunyai
prospek usaha yang menjanjikan, baik secara ekonomi dan sosial, karena
merupakan bahan pangan yang bernilai gizi, serta permintaan pasar yang tinggi.
Ayam petelur merupakan ayam betina-betina dewasa yang dipelihara
khusus untuk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal adari ayam
hutan dan itik liar yang ditangkap dan dupelihara serta dapat bertelur cukup
banyak (Anonimous, 2012).
Ayam arab merupakan keturunan dari
Ayam Brakel Kriel-Silver dari Belgia Disebut ayam arab karena dua hal:
pejantannya memiliki daya seksual yang tinggi dan keberadaannya di Indonesia
melalui telurnya yang dibawa oleh orang yang menunaikan ibadah haji dari Mekah.
Kebanyakan masyarakat memanfaatkan Ayam Arab karena produksi telurnya
tinggi, mencapai 190-250 butir per tahun dengan berat telur 42,3 gram. Kuning
telur lebih besar volumenya, mencapai 53,2% dari total berat telur. Jadi ayam
arab ini fungsinya hanya sebagai ayam petelur saja, (Erlankha, 2012).
Warna kerabang/bulu sangat bervariasi
yakni putih, kekuningan dan coklat. Warna kulit yang kehitaman dengan daging
yang lebih tipis dibanding ayam kampung menjadikannya jarang dimanfaatkan
sebagai ayam pedaging. Ayam Arab mudah dikenali dari bulunya. Pada sepanjang
leher berwarna putih mengkilap, bulu punggung putih berbintik hitam, bulu sayap
hitam bergaris putih dan bulu ekor dominan hitam bercampur putih. Sedang
jenggernya berbentuk kecil berwarna merah muda dan mata hitam dengan dilingkari
warna kuning (Irawady, 2010).
Ciri lain Ayam Arab adalah pejantannya pada umur 1 minggu sudah
tumbuh jengger, dan betina induk tidak memiliki sifat mengeram. Dari penampilan
tubuhnya, tinggi Ayam Arab dewasa mencapai 35 cm dengan bobot 1,5-2
kg. Kepalanya mempunyai jengger berbentuk tunggal dan bergerigi.Ayam ini
berbulu tebal. Bulu di sekitar leher berwarna kuning dan putih kehitaman. Warna
bulu badannya putih bertotol-totol hitam. Kokok suara jantan nyaring. Ayam Arab betina dewasa tingginya
mencapai 25 cm dengan bobot 1,0-1,5 kg. Kepalanya berjengger tipis, bergerigi.
Badannya berbulu tebal. Selama usia produktif antara 0,8 1,5 tahun, betina arab
terus-menerus bertelur, sehingga hampir setiap hari menghasilkan telur. Secara
genetis Ayam Arab tergolong galur ayam buras yang unggul, karena
memiliki kemampuan produksi telur yang tinggi. Kebanyakan masyarakat
memanfaatkan Ayam Arab untuk menghasilkan telur bukan daging karena Ayam
Arab memiliki warna kulit yang kehitaman dan daging tipis
dibanding ayam buras biasa sehingga dagingnya kurang disukai masyarakat
(Sukmawaty, 2011).
2.2 Keunggulan Ayam Arab
- Harga DOC tinggi dibandingkan ayam kampung biasa
- Berat telur 30-35 gram.
- Warna kerabang telur putih
- Harga induk tinggi
- Ayam Arab termasuk tipe ayam kecil sehingga konsumsi pakan relatif lebih sedikit sehingga lebih efisien
- Libido seksualitas jantan lebih tinggi, mudah dikawinkan dengan ayam lain, dalam 15 menit bisa tiga kali kawin
- Bisa dijadikan untuk perbaikan genetik ayam buras Sifat mengeram hampir tidak ada, sehingga waktu bertelur panjiang.
2.3 Kelemahan Ayam Arab
- Wama kulit dan daging hitam sehingga harga jual afkirnya bisa menimbulkan masalah
- Sifat mengeram hampir tidak ada, sehingga apabila dikembangkan di masyarakat harus ditetaskan di mesin tetas atau menggunakan ayam lain
- Harus dipelihara secara intensif untuk mendapatkan produksi tinggi sesuai dengan kemampuan genetisnya – Bobot badan afkir rendah mencapai 1,1-1,2 kg
2.4 Manajemen
1) Kandang
Sistem
pemeliharaan dapat dilepas bebas, asal rapat dan tidak bercampur dengan ayam
lain (Ayam kampung, Bangkok, bebek dll.) Bentuk kandang murah dan sederhana
tetapi harus memenuhi syarat kesehatan (atap dapat dari welit).Tidak banyak memakai tempat (1 M2
= 6 ekor ayam). Untuk beternak ayam arab sebagai
petelur digunakan kandang tipe baterai. Kandang tipe baterai yaitu merupakan
kandang yang berbentuk sangkar empat persegi panjang yang disusun secara
berderet memanjang dan bertingkat 3 atau 4. Kandang baterai juga dikenal
sebagai kandang individual karena setiap sangkar hanya untuk satu ekor ayam
(Setiawan, 2011).
2) bibit
Ayam petelur yang akan dipelihara
haruslah memenuhi syarat sebagai berikut, antara lain, ayam petelur harus sehat
dan tidak cacat fisiknya, pertumbuhan dan perkembangan normal dan ayam petelur
berasal dari bibit yang diketahui keunggulannya.
3) Tata cara
pemeliharaan
Mudah, tidak serumit memelihara ayam ras
horn, tetapi harus teliti. Waktu
pengontrolan pagi (09.00) dan sore (15.00) waktu setempat. Tahan terhadap penyakit dan cuaca
4) Pemberian
Pakan
Pola
dan bentuk makanaan seperti makanan ayam kampung, antara lain : (sisa nasi,
katul, jagung, bungkil, ampas) ditambah sedikit konsentrat petelur. Jumlah makanan tiap ayam hanya 0,1 kg. (pagi
0,05 kg dan sore 0,05 kg.) Dapat
ditambah makanan daunan (bayam, kangkung dan pepaya)
5)
Penyakit
Beberapa penyakit yang sering
menyerang antara lain yaitu :
a.
Berak putih (pullorum)
Menyerang ayam kampung dengan angka kematian yang tinggi.
Penyebab: Salmonella pullorum.
Pengendalian: diobati dengan antibiotika
Menyerang ayam kampung dengan angka kematian yang tinggi.
Penyebab: Salmonella pullorum.
Pengendalian: diobati dengan antibiotika
b.
Kolera
Penyakit ini jarang menyerang anak ayam atau ayam remaja tetapi selain menyerang ayam menyerang kalkun dan burung merpati.
Penyebab: pasteurella multocida.
Gejala: pada serangan yang serius pial ayam (gelambir dibawah paruh) akan membesar.
Gengendalian: dengan antibiotika (Tetrasiklin/Streptomisin).
Penyakit ini jarang menyerang anak ayam atau ayam remaja tetapi selain menyerang ayam menyerang kalkun dan burung merpati.
Penyebab: pasteurella multocida.
Gejala: pada serangan yang serius pial ayam (gelambir dibawah paruh) akan membesar.
Gengendalian: dengan antibiotika (Tetrasiklin/Streptomisin).
c. Pilek ayam (Coryza)
Menyerang semua umur ayam dan terutama menyerang anak ayam.
Penyebab: makhluk intermediet antara bakteri dan virus.
Gejala: ayam yang terserang menunjukkan tanda-tanda seperti orang pilek.
Pengendalian: dapat disembuhkan dengan antibiotia/preparat sulfa.
Menyerang semua umur ayam dan terutama menyerang anak ayam.
Penyebab: makhluk intermediet antara bakteri dan virus.
Gejala: ayam yang terserang menunjukkan tanda-tanda seperti orang pilek.
Pengendalian: dapat disembuhkan dengan antibiotia/preparat sulfa.
d.
CRD
CRD adalah penyakit pada ayam yang populer di Indonesia. Menyerang anak ayam dan ayam remaja. Pengendalian: dilakukan dengan antibiotika (Spiramisin dan Tilosin).
CRD adalah penyakit pada ayam yang populer di Indonesia. Menyerang anak ayam dan ayam remaja. Pengendalian: dilakukan dengan antibiotika (Spiramisin dan Tilosin).
e.
Newcastle disease (ND)
ND adalah penyakit oleh virus yang populer di peternak ayam Indonesia. Pada awalnya penyakit ditemukan tahun 1926 di daerah Priangan.Tungau (kutuan) Penemuan tersebut tidak tersebar luas ke seluruh dunia. Kemudian di Eropa, penyakit ini ditemukan lagi dan diberitakan ke seluruh dunia. Akhirnya penyakit ini disebut Newcastle disease.
ND adalah penyakit oleh virus yang populer di peternak ayam Indonesia. Pada awalnya penyakit ditemukan tahun 1926 di daerah Priangan.Tungau (kutuan) Penemuan tersebut tidak tersebar luas ke seluruh dunia. Kemudian di Eropa, penyakit ini ditemukan lagi dan diberitakan ke seluruh dunia. Akhirnya penyakit ini disebut Newcastle disease.
f.
Infeksi bronchitis (IB)
Infeksi bronchitis menyerang semua umur ayam. Pada dewasa penyakit ini menurunkan produksi telur. Penyakit ini merupakan penyakit pernafasan yang serius untuk anak ayam dan ayam remaja. Tingkat kematian ayam dewasa adalah rendah, tapi pada anak ayam mencapai 40%. Bila menyerang ayam petelur menyebabkan telur lembek, kulit telur tidak normal, putih telur encer dan kuning telur mudah berpindah tempat (kuning telur yang normal selalu ada ditengah). Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini tetapi dapat dicegah dengan vaksinasi.
Infeksi bronchitis menyerang semua umur ayam. Pada dewasa penyakit ini menurunkan produksi telur. Penyakit ini merupakan penyakit pernafasan yang serius untuk anak ayam dan ayam remaja. Tingkat kematian ayam dewasa adalah rendah, tapi pada anak ayam mencapai 40%. Bila menyerang ayam petelur menyebabkan telur lembek, kulit telur tidak normal, putih telur encer dan kuning telur mudah berpindah tempat (kuning telur yang normal selalu ada ditengah). Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini tetapi dapat dicegah dengan vaksinasi.
g.
Infeksi laryngotracheitis
Infeksi laryngotracheitis merupakan penyakit pernapasan yang serius terjadi pada unggas.
Penyebab: virus yang diindetifikasikan dengan Tarpeia avium. Virus ini di luar mudah dibunuh dengan desinfektan, misalnya karbol.
Pengendalian: (1) belum ada obat untuk mengatasi penyakit ini; (2) pencegahan dilakukan dengan vaksinasi dan sanitasi yang ketat.
Infeksi laryngotracheitis merupakan penyakit pernapasan yang serius terjadi pada unggas.
Penyebab: virus yang diindetifikasikan dengan Tarpeia avium. Virus ini di luar mudah dibunuh dengan desinfektan, misalnya karbol.
Pengendalian: (1) belum ada obat untuk mengatasi penyakit ini; (2) pencegahan dilakukan dengan vaksinasi dan sanitasi yang ketat.
h.
Cacar ayam (Fowl pox)
Gejala: tubuh ayam bagian jengger yang terserang akan bercak-bercak cacar.
Penyebab: virus Borreliota avium. Pengendalian: dengan vaksinasi.
Gejala: tubuh ayam bagian jengger yang terserang akan bercak-bercak cacar.
Penyebab: virus Borreliota avium. Pengendalian: dengan vaksinasi.
i. Marek
Penyakit ini menjadi populer sejak tahun 1980-an hingga kini menyerang bangsa unggas, akibat serangannya menyebabkan kematian ayam hingga 50%. Pengendalian: dengan vaksinasi.
Penyakit ini menjadi populer sejak tahun 1980-an hingga kini menyerang bangsa unggas, akibat serangannya menyebabkan kematian ayam hingga 50%. Pengendalian: dengan vaksinasi.
j. Gumboro
Penyakit ini ditemukan tahun 1962 oleh Cosgrove di daerah Delmarva Amerika Serikat. Penyakit ini menyerang bursa fabrisius, khususnya menyerang anak ayam umur 3–6 minggu.
Penyakit ini ditemukan tahun 1962 oleh Cosgrove di daerah Delmarva Amerika Serikat. Penyakit ini menyerang bursa fabrisius, khususnya menyerang anak ayam umur 3–6 minggu.
k. Cacing
Karena penyakit cacing jarang ditemukan di peternakan yang bersih dan terpelihara baik. Tetapi peternakan yang kotor banyak siput air dan minuman kotor maka mungkin ayam terserang cacingan. Ciri serangan cacingan adalah tubuhnya kurus, bulunya kusam, produksi telur merosot dan kurang aktif.
Karena penyakit cacing jarang ditemukan di peternakan yang bersih dan terpelihara baik. Tetapi peternakan yang kotor banyak siput air dan minuman kotor maka mungkin ayam terserang cacingan. Ciri serangan cacingan adalah tubuhnya kurus, bulunya kusam, produksi telur merosot dan kurang aktif.
l. Kutu
Banyak menyerang ayam di peternakan Indonesia. Dari luar kutu tidak terlihat tapi bila bulu ayam disibak akan terlihat kutunya. Tanda fisik ayam terserang ayam akan gelisah. Kutu umum terdapat di kandang yang tidak terkena sinar matahari langsung maka sisi samping kandang diarahkan melintang dari Timur ke Barat. Penggunaan semprotan kutu sama dengan cara penyemprotan nyamuk. Penyemprotan ini tidak boleh mengenai tangan dan mata secara langsung dan penyemprotan dilakukan malam hari sehingga pelaksanaannya lebih mudah karena ayam tidak aktif.
Banyak menyerang ayam di peternakan Indonesia. Dari luar kutu tidak terlihat tapi bila bulu ayam disibak akan terlihat kutunya. Tanda fisik ayam terserang ayam akan gelisah. Kutu umum terdapat di kandang yang tidak terkena sinar matahari langsung maka sisi samping kandang diarahkan melintang dari Timur ke Barat. Penggunaan semprotan kutu sama dengan cara penyemprotan nyamuk. Penyemprotan ini tidak boleh mengenai tangan dan mata secara langsung dan penyemprotan dilakukan malam hari sehingga pelaksanaannya lebih mudah karena ayam tidak aktif.
m. Penyakit karena Protoza
Penyakit ini berasal dari protozoa (trichomoniasis, Hexamitiasis dan Blachead), penyakit ini dimasukkan ke golongan parasit tetapi sebenarnya berbeda. Penyakit ini jarang menyerang ayam lingkungan peternakan dijaga kebersihan dari alang-alang dan genangan air.
Penyakit ini berasal dari protozoa (trichomoniasis, Hexamitiasis dan Blachead), penyakit ini dimasukkan ke golongan parasit tetapi sebenarnya berbeda. Penyakit ini jarang menyerang ayam lingkungan peternakan dijaga kebersihan dari alang-alang dan genangan air.
6) Obat dan
Vaksin
Vaksinasi merupakan salah satu cara
pengendalian penyakit virus yang menular dengan cara menciptakan kekebalan
tubuh. Pemberiannya secara teratur sangat penting untuk mencegah penyakit.
Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu vaksin aktif adalah vaksin mengandung virus
hidup. Kekebalan yang ditimbulkan lebih lama daripada dengan vaksin inaktif
atau pasif. Vaksin inaktif adalah vaksin yang mengandung virus yang telah
dilemahkan atau dimatikan tanpa merubah struktur antigenik, hingga mampu
membentuk zat kebal.
Macam-macam vaksin:
a) Vaksin NCD vrus Lasota buatan Drh Kuryna
b) Vaksin NCD virus Komarov buatan Drh Kuryna (vaksin inaktif)
c) Vaksin NCD HB-1/Pestos.
d) Vaksin Cacar/pox, virus Diftose.
e) Vaksin anti RCD Vaksin Lyomarex untuk Marek.
Persyaratan dalam vaksinasi adalah:
a) Ayam yang divaksinasi harus sehat.
b) Dosis dan kemasan vaksin harus tepat.
c) Sterilisasi alat-alat.
a) Vaksin NCD vrus Lasota buatan Drh Kuryna
b) Vaksin NCD virus Komarov buatan Drh Kuryna (vaksin inaktif)
c) Vaksin NCD HB-1/Pestos.
d) Vaksin Cacar/pox, virus Diftose.
e) Vaksin anti RCD Vaksin Lyomarex untuk Marek.
Persyaratan dalam vaksinasi adalah:
a) Ayam yang divaksinasi harus sehat.
b) Dosis dan kemasan vaksin harus tepat.
c) Sterilisasi alat-alat.
7. Panen
a. Hasil Utama
Hasil utama dari budidaya ayam petelur
adalah berupa telur yang diahsilkan oelh ayam. Sebaiknya telur dipanen 3 kali
dalam sehari. Hal ini bertujuan agar kerusakan isi tlur yang disebabkan oleh
virus dapat terhindar/terkurangi. Pengambilan pertama pada pagi hari antara
pukul 10.00-11.00; pengambilan kedua pukul 13.00-14.00; pengambilan ketiga
(terakhir)sambil mengecek seluruh kandang dilakukan pada pukul 15.00-16.00.
b.Hasil Tambahan
Hasil tambahan yang dapat dinukmati dari hasil budidaya ayam petelur adalah daging dari ayam yang telah tua (afkir) dan kotoran yang dapat dijual untuk dijadikan pupuk kandang.
Hasil tambahan yang dapat dinukmati dari hasil budidaya ayam petelur adalah daging dari ayam yang telah tua (afkir) dan kotoran yang dapat dijual untuk dijadikan pupuk kandang.
8.Pengumpulan
Telur yang telah dihasilkan diambil dan diletakkan di atas egg tray (nampan telur). Dalam pengambilan dan pengumpulan telur, petugas pengambil harus langsung memisahkan antara telur yang normal dengan yang abnormal. Telur normal adalah telur yang oval, bersih dan kulitnya mulus serta beratnya 57,6 gram dengan volume sebesar 63 cc. Telur yang abnormal misalnya telurnya kecil atau terlalu besar, kulitnya retak atau keriting, bentuknya lonjong.
Telur yang telah dihasilkan diambil dan diletakkan di atas egg tray (nampan telur). Dalam pengambilan dan pengumpulan telur, petugas pengambil harus langsung memisahkan antara telur yang normal dengan yang abnormal. Telur normal adalah telur yang oval, bersih dan kulitnya mulus serta beratnya 57,6 gram dengan volume sebesar 63 cc. Telur yang abnormal misalnya telurnya kecil atau terlalu besar, kulitnya retak atau keriting, bentuknya lonjong.
9. Pembersihan
Setelah telur dikumpulkan, selanjutnya telur yang kotor karena terkena litter atau tinja ayam dibershkan. Telur yang terkena litter dapat dibersihkan dengan amplas besi yang halus, dicuci secara khusus atau dengan cairan pembersih. Biasanya pembersihan dilakukan untuk telur tetas.
Setelah telur dikumpulkan, selanjutnya telur yang kotor karena terkena litter atau tinja ayam dibershkan. Telur yang terkena litter dapat dibersihkan dengan amplas besi yang halus, dicuci secara khusus atau dengan cairan pembersih. Biasanya pembersihan dilakukan untuk telur tetas.
BAB
III
PEMBAHASAN
1. Identitas
Peternak
a. Siapa
nama Bapak/ Pemilik peternakan?
Zhairul
Izkhak
b. Dimana
alamat asli Bapak/ Pemilik peternakan? Dan sejak kapan Bapak bertempat tinggal
di alamat tersebut?
Desa
: Maron Pujon Kidul
RT
: 15/RW : 08
Kec.
Pujon
Kab.
Malang
c. Dimana
alamat dari peternakan yang Bapak/ Pemilik peternakan kelola?
Desa
: Maron Pujon Kidul
RT
: 15/RW : 08
Kec.
Pujon
Kab.
Malang
d. Apa
jenis komoditi ternak yang Bapak/Pemilik Peternakan kelola?
Ayam
Arab
e. Bagaimana
sejarah awal didirikan peternakan ini?
Peternakan
ini berdiri tahun 2010 sampai saat ini. Alasan pendirian peternakan ayam
petelur ini karena dahulu sudah pernah mencoba mendirikan peternakan ayam
broiler dan kemudian mengalami kebangkrutan sehingga mencoba beternak ayam
petelur ini.
f. Apa
nama peternakan ini?
Tidak
ada
2. Data
yang tinggal satu rumah
a.
Berapa orang jumlah anggota keluarga bapak? 3
b. Siapa saja anggota keluarga tersebut?
Dan apa saja kedudukan mereka di dalam keluarga?
c.
berapa umur masing-masing dari anggota keluarga Bapak?
d.
Apa pendidikan terakhir yang ditempuh oleh masing-masing anggota keluarga
Bapak?
e.
Apa saja pekerjaan utama dan sampingan dari masing-masing keluarga bapak?
No
|
Nama
|
Kedudukan
|
Umur (thn)
|
Pendidikan
|
Pekerjaan utama
|
Pekerjaan sampingan
|
1
|
Zhairul Izkhak
|
Kepala Rumah Tangga
|
32
|
SMA
|
Berternak
|
Bertani
|
2
|
Lutfi Mahmudiah
|
Ibu Rumah Tangga
|
22
|
SLTA
|
Ibu Rumah Tangga
|
Wirausaha/ buka toko
|
3
|
Rafa Nazula
|
Anak
|
4
|
Play Group
|
sekolah
|
-
|
3. Usaha
Peternakan
a. Apa
saja jenis ternak yang Bapak/Pemilik pelihara?
Ayam
Arab
b. Berapa
jumlah atau kapasitas ternak yang Bapak/Pemilik pelihara?
750
ekor
c. Berapa
jumlah ternak yang dipelihara dari masing-masing fase? Fase starter dan fase
finisher?
Starter
: 350 ekor
Layer
atau produksi : 400 ekor
d. Berapa
harga awal yang diperlukan sebagai modal pembelian untuk ternak yang
dipelihara?
Untuk
ayam umur 4 bulan @Rp 45.000,00
Untuk
ayam umur 5 bulan @Rp 50.000,00
e. Kapan
Bapak/pemilik mlakukan pemanenan hasil produksi dari usaha peternakan ini?
Setiap
hari, pagi-pagi.
f. Berapa
umur ekonomis ternsk yang ditentukan dalam system peternakan ini?
Apabila
afkir @Rp 20.000,
4. Tehknik
Pengolahan
a. Apa
system pengadaan modal yang bapak gunakan?
Mandiri
b. Tanah
-Berapa luas tanah yang
digunakan untuk usaha peternakan ini?
30x20 m2=600m2
-Berapa biaya harga
beli tanah atau sewa tanah yang Bapak keluarkan?
Rp 70.000, /m2
c. Kandang
-Berapa luas kandang
yang diperlukan untuk memelihara ternak dengan
kapasitas yang dimiliki?
Meliki
3 kandang dengan masing-masing
Kandang
1 : 25x6m2
Kandang
2 : 20x6m2
Kandang
3 : 10x8m2
-Berapa biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan
kandang?
Rp 40.000.000
-Berapa lama perkiraan untuk umur ekonomis dari
kandang tersebut?
15 tahun
d. Peralatan
-Peralatan apa saja
yang digunakan untuk menunjang dalam pengelolahan peternakan tersebut?
-berapa jumlah
masing-masing peralatan yang dibutuhkan tersebut?
-Berapa jumlah dari
peralatan tersebut?
-Berapa perkiraan untuk
umur ekonomis dari peralatan tersebut?
No
|
Barang
|
jumlah
|
satuan
|
Harga/unit
|
UE
(thn)
|
1
|
Pompa
air
|
1
|
buah
|
Rp
500.000,
|
5
|
2
|
Kaleng
|
2
|
buah
|
Rp
15.000,
|
1
|
3
|
selang
|
10
|
meter
|
Rp
4.000,
|
1
|
4
|
Tandon
air
|
2
|
buah
|
Rp
50.000,
|
5
|
5. Cara
Pemeliharaan
a. Pembelian
obat-obatan
-berapa jumlah
pemberian obat-obatan untuk memelihara ternak tersebut?
Vitamin
3x per 1 minggu
obat
cacing bila terserang
vaksin
1x per bulan
antibiotic
5hari per bulan
-berapa
biaya yang Bapak keluarkan dalam pengobatan untuk tiap ternak?
Rp 10.000.000
b. Tenaga Kerja
-berapa
banyak jumlah tenaga kerja yang Bapak butuhkan untuk mengelola peternakan ini?
Dalam usaha ini hanya pemilik yang
berperan sebagai tenaga kerja
-berapa banyak biaya bersih yang dikeluarkan
untuk setiap tenaga kerja/minggu?
3
liter
-berapa
banyak biaya listrik yang dikeluarkan perbulan untuk keperluan usaha peternakan
ini? Rp 50.000
c. Pemberian pakan
-berapa kali pemberian
pakan ternak untk setiap harinya?
2x.
pagi dan sore
-apa
jenis pakan untuk ternak dari usaha peternakannya yang Bapak kelola?
Bekatul, konsentrat, jagung giling
-apa
pakan yang diberikan pada ternak ini diperoleh dengan cara membeli atau
mencari?
Membeli di pasar
-berapa
jumlah pakan yang dibutuhkan untuk setiap ternak?
9 gram per ekor/hari
-berapa
banyak biaya pakan yang Bapak habiskan setiap harinya?
Rp
260.000,
6.
Pemasaran
-kapan biasanya
pemasaran hasil produksi dilakukan dalam usaha peternakan ini?
Setiap
hari, karena setelah telur dipanen tengkulak langsung mengambil ke kandang
-apa
tujuan pemasaran ini dilakukan?
Untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga tani dan untuk memenuhi permintaan pasar
-berapa
jumlah hasil ternak yang dipasarkan dalam satu kali pemasaran?
Rata-rata 380 ekor per hari.
-berapa
harga telur/butir yang dipasarkan?
Rp 950 per butir
-dimana
saja bapak memasarkan hasil produksi yang diperoleh dari peternakan ini?
Pujon, Batu dan Malang
7. Penjualan
-apa saja hasil
produksi yang Bapak jual?
Telur
-apakah
sisa karung, bulu dan fases juga termasuk dalam penjualan?
Feses tidak dijual melainkan
digunakan untuk pupuk dalam usaha tani miliknya.
Bulu tidak dijual
Sisa karung dijual
-berapakah
jumlah produksi yang dikeluarkan oleh Bapak dalam satu kali penjualan?
Tiap bulan menjual rata-rata 5
karung
-berapa
harga jual per kg untuk masing-masing hasil produksi tersebut?
@ Rp 500,
-kapan
Bapak melakukan penjualan tersebut?
Setiap 1 bulan sekali.
Tabulasi Penghasilan Peternak
Analisa usaha merupakan suatu
langkah kita untuk memulai suatu usaha yang akan kita kerjakan. Pada dasarnya segala suatu usaha alangkah
baiknya dengan kita membuat analisa usaha sebelumnya, dengan demikian kita
dapat memprediksikan sebelumnya apa yang akan terjadi kedepan nantinya dan kita
dapat menanggulanginya secara bijak.
Dengan analisa usaha kita memerlukan data-data yang tercukupi, sehingga
memudahkan dalam penyusunannya. Dari
menghitung analisa usaha kita dapat menyimpulkan apakah kita akan mendapat
untung atau rugi dengan biaya yang kita keluarkan tiap bulannya.
1) Biaya
tetap
No
|
Uraian
|
jumlah
|
satuan
|
Harga/unit
|
NB
atau total
|
NS
|
UE
(th)
|
1
|
Tanah
|
600
|
m2
|
Rp
70.000,
|
Rp
42.000.000,
|
-
|
-
|
2
|
Kandang
|
350
|
m2
|
Rp
40.000.000,
|
Rp
40.000.000,
|
Rp
10.000.000
|
15
|
3
|
Pompa
air
|
1
|
buah
|
Rp
500.000,
|
Rp 500.000,
|
Rp
250.000
|
5
|
4
|
Kaleng
|
2
|
buah
|
Rp
15.000,
|
Rp 30.000,
|
-
|
1
|
6
|
Tandon
|
2
|
buah
|
Rp
50.000,
|
Rp 100.000,
|
-
|
1
|
7
|
Selang
air
|
10
|
M
|
Rp
4.000,
|
Rp 40.000,
|
-
|
1
|
8
|
Ayam
|
350
|
ekor
|
Rp
45.000,
|
Rp
15.750.000,
|
Rp
7.000.000
|
1.5
|
9
|
Ayam
|
400
|
ekor
|
Rp
50.000,
|
Rp
20.000.000,
|
Rp
8.000.000
|
1.5
|
Jumlah
|
|
Rp118.420.000,
|
Rp
25.250.000
|
|
No
|
Uraian
|
Biaya/18bulan
|
1
|
Pakan
|
Rp 140.400.000,
|
2
|
Obat+vaksin
|
Rp 10.000.000,
|
3
|
Listrik
|
Rp 900.000,
|
4
|
Bensin
|
Rp 1.080.000,
|
Jumlah
|
Rp 152.380.000,
|
2) Modal
kerja :
3) Input
tetap
a.
|
Tanah
|
:
|
Rp
42.000.000
|
-
|
Rp
0
|
=
|
Rp
0
|
|
|
|
|
0
|
|
|
|
b.
|
Kandang
|
:
|
Rp
40.000.000
|
-
|
Rp 30.000.000
|
=
|
Rp
666.666
|
|
|
|
|
15
|
|
|
|
c.
|
Pompa
|
:
|
Rp
500.000
|
-
|
Rp
300.000
|
=
|
Rp
40.000
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
d.
|
Kaleng
|
:
|
Rp
30.000
|
-
|
Rp
0
|
=
|
Rp
30.000
|
|
|
|
|
1
|
|
|
|
e.
|
Tendon
|
:
|
Rp
100.000
|
-
|
Rp
0
|
=
|
Rp
100.000
|
|
|
|
|
1
|
|
|
|
f.
|
Selang
|
:
|
Rp
40.000
|
-
|
Rp
0
|
=
|
Rp
40.000
|
|
|
|
|
1
|
|
|
|
g.
|
Ayam
|
:
|
Rp
15.750.000
|
-
|
Rp 7.000.000
|
=
|
Rp
5.833.333
|
|
|
|
|
1.5
|
|
|
|
h.
|
Ayam
|
:
|
Rp
20.000.000
|
-
|
Rp
8.000.000
|
=
|
Rp
8.000.000
|
|
|
|
|
1.5
|
|
|
+
|
Jumlah
|
|
|
|
|
=
|
Rp
14.710.000
|
Jumlah penyusutan =
1/18 x Rp 14.710.000
= Rp
817.250
Jumlah
input tetap = Jumlah penyusutan/periode
= Rp 817.250
4) Input
variable
No
|
Uraian
|
Biaya/18bulan
|
1
|
Pakan
|
Rp
140.400.000,
|
2
|
Obat+vaksin
|
Rp 10.000.000,
|
3
|
Listrik
|
Rp 900.000,
|
4
|
Bensin
|
Rp 1.080.000,
|
Jumlah
|
Rp
152.380.000,
|
Total Input = Input
Tetap + Input Variabel
= Rp 817.250 + Rp 152.380.000,
= Rp 153.197.250
5) Out
Put
1) Out
put utama: 600 butir x Rp 950 x 30 hari x 18 bulan = Rp 307.800.000
2) Out
put sampingan :Rp 500 x 5 buah x18 bulan= Rp 45.000
Total out put = Rp
307.800.000 + Rp 45.000
= Rp 307.845.000
6) Perhitungan-perhitungan
a.
|
Pendapatan
peternak
|
=
|
Total
Out put
|
-
|
Total
input
|
|
|
|
|
=
|
Rp307.845.000
|
-
|
Rp
153.197.250
|
|
|
|
|
=
|
Rp154.647.750
|
|
|
|
|
b.
|
Benefit/cost
|
=
|
Total
keuntungan
|
:
|
Total
input
|
|
|
=
|
Rp
154.647.750
|
:
|
Rp
153.197.250
|
|
|
=
|
1.00
|
|
|
c.
|
Retrun
of invest
|
=
|
Laba
usaha
|
:
|
Modal
kerja
|
|
|
=
|
Rp154.647.750
|
:
|
Rp
152.380.000
|
|
|
=
|
1.01
|
|
|
d.
|
Break Event Point (Rp)
|
=
|
Input tetap
|
|
|
|
1-
(biaya variable : total out put)
|
|
|
=
|
Rp
817.250
|
|
|
|
1-(
Rp 152.380.000 : Rp 307.845.000)
|
|
|
=
|
Rp
1.602.450
|
e.
|
Break Event Point (butir)
|
=
|
BEP (Rp)
|
|
|
|
Harga/butir
|
|
|
=
|
Rp
1.602.450
|
|
|
|
Rp 950
|
|
|
=
|
1.686 butir telur
|
Tabel tabulasi
Modal tetap
|
Rp118.420.000
|
Modal Kerja
|
Rp 152.380.000,
|
Penyusutan per periode (18 bulan)
|
Rp 817.250
|
Total input
|
Rp
153.197.250
|
Total output
|
Rp 307.845.000
|
Pendapatan keluarga
tani
|
Rp154.647.750
|
Benefit/cost
|
1.00
|
Retrun of invest
|
1.01
|
Break Event Point (Rp)
|
Rp 1.602.450
|
Break Event Point (unit)
|
1.686
|
Karena
perekonomian tidak stabil, harga kebutuhan pokok semakin melambung, kemiskinan
semakin meluas, maka masyarakat yang minim penghasilan serta yang berminat
untuk memulai wirausaha rumah dengan sedikit modal, mudah perawatan dan
menguntungkan hasilnya bila dibandingkan dengan ayam ras horn, ayam hyfa maupun
ayam Kedu, terutama dibidang perkandangan, tata cara pemeliharaan, makanan dan
hasil telurnya, yaitu budidaya ayam arab.
Sama seperti
halnya peternakan yang saya kunjungi yaitu peternakan ayam arab milik bapak
Khairul Iskhak umur 32 tahun yang beralamatkan di desa Maron Pujon Kidul RT 15
RW 08, kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Peternakan ini didirakan sejak tahun
2010 karena pada sebelumnya pemilik pernah mengalami kegagalan dalam usaha
beternak ayam broiler, sehingga mengingat prospek yang menjanjiakan inilah pak
Iskhak memulai usaha beternak ayam petelur yaitu ayam arab.
Jumlah ayam arab
pada peternakan milik bapak Iskhak sebanyak 750 ekor yang terdiri dari fase
starter sebanyak 350 ekor dan fase layer sebanyak 400 ekor. Harga masing-masing
fase berbeda yaitu untuk ayam umur 4 bulan @Rp 45.000,00 dan untuk ayam umur 5
bulan @Rp 50.000,00. Jadi modal awal yang di butuhkan untuk pembelian ternak
sebesar Rp 35.750.000. Sedangkan bila ayam sudah afkir atau tidak produksi lagi
dapat dijual lagi dengan harga Rp 20.000.
Modal yang
digunakan untuk peternakan ayam arab milik pak Izkhak adalah mandiri yang
artinya bukan berasal dari bantuan pemerintah maupun pinjaman dari bank. Tanah
yang digunakan atau lahan yang digunakan juga milik sendiri dengan luas 600 m2.
Harga beli tanah saat itu yaitu sekitar Rp 70.000 per m2 sehingga
dapat ditotal untuk pembelian tanah adalah sebesar Rp 42.000.000. Di lahan
seluas 600 m2 di bangun 3 buah kandang dengan luas masing-masing 150
m2, 120 m2 dan 80 m2. Dana yang di keluarkan
untuk pembutan kandang sebanyak Rp 40.000.000 dan diperkirakan bias digunakan
sampai 15 tahun lamanya. Untuk menunjang peternakan ini alat-alat yang
digunakan antara lain pompa air, kaleng, selang air dan tendon.
Macam-macam
obat yang berikan antara lain vitamin, obat cacing, antibiotika dan vaksin.
Pemberiannya yaitu Vitamin 3x per 1 minggu, obat cacing bila terserang, vaksin
1x per bulan, antibiotic 5 hari per bulan. Penyakit yang sering menyerang
biasanya ND, cacingan dan kolera. Biaya yang keluarkan dalam pengobatan untuk
ternak Rp 10.000.000 untuk setiap 1x periode pemeliharaan.
Pakan merupakan
sarana produksi peternakan yang utama dan biaya yang dikeluarkan juga paling
tinggi. Pakan untuk 1 ekor ternak sebanyak 9 gram per hari. Biaya yang
dikelurakan untuk 1 hari untuk 750 ekor ayam adalah sebesar Rp 260.000. Pakan
yang diberikan dibeli dari pasar yang ada di Pujon. Pakan yang diberikan berupa
bekatu, gilingan jagung dan konsentrat. Semua pekerjaan dilakukan oleh pemilik
sendiri dan tidak ada tenaga kerja yang lain.
Pemanenan telur
dilakuakan setiap hari, jumlahnya rata-rata 600 butir telur. Harga telur ayam
arab saat ini Rp 950 per butir. Telur tersebut di pasarkan di Pujon, Batu dan
Malang saja. Pemasaran dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga tani
dan juga untuk memenuhi permintaan pasar. Selain telur yang dijual adalah
karung bekas pakan. Bulu ayam terbuang tanpa dimanfaatkan sedangkan feses
digunakan untuk pupuk di pertanian miliknya sendiri. Setiap melakukan penjualan
tidak memerlukan biaya karena tengkulak yang langsung mengambil ke kandang.
Analisa usaha merupakan suatu langkah kita untuk memulai
suatu usaha yang akan kita kerjakan.
Pada dasarnya segala suatu usaha alangkah baiknya dengan kita membuat
analisa usaha sebelumnya, dengan demikian kita dapat memprediksikan sebelumnya
apa yang akan terjadi kedepan nantinya dan kita dapat menanggulanginya secara
bijak. Dengan analisa usaha kita
memerlukan data-data yang tercukupi, sehingga memudahkan dalam penyusunannya. Dari menghitung analisa usaha kita dapat
menyimpulkan apakah kita akan mendapat untung atau rugi dengan biaya yang kita
keluarkan tiap bulannya.
Untuk mendirikan
usaha tersebut modal awal yang diperlukan adalah sebanyak Rp 118.420.000
sebagai investasi awal untuk pembelian tanah, kandang, ternak serta barang
investasi kecil-kecil seperti pompa air, selang air, tendon dan kaleng dan akan
mengalai penyusutan sebesar Rp 817.250. sedangkan modal kerja selama produksi
atau 18 bulan adalah sebesar Rp 152.380.000. dengan demikian jumlah yang
dikeluarkan untuk setiap kali periode yaitu Rp 153.197.250. dari hasil penjulan
telur ayam dan penjualan karung selama 18 bulan diperoleh Rp 307.845.000.
sehingga dapat dikatakan keuntungan bersih selama 18 bulan adalah sebesar Rp
154.647.750.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Untuk
mendirikan usaha peternakan milik pak Iskhak modal awal yang diperlukan adalah
sebanyak Rp 118.420.000 sebagai investasi awal untuk pembelian tanah, kandang,
ternak serta barang investasi kecil-kecil seperti pompa air, selang air, tendon
dan kaleng dan akan mengalai penyusutan sebesar Rp 817.250. sedangkan modal
kerja selama produksi atau 18 bulan adalah sebesar Rp 152.380.000. dengan
demikian jumlah yang dikeluarkan untuk setiap kali periode yaitu Rp
153.197.250. dari hasil penjulan telur ayam dan penjualan karung selama 18
bulan diperoleh Rp 307.845.000. sehingga dapat dikatakan keuntungan bersih
selama 18 bulan adalah sebesar Rp 154.647.750.
4.2 Saran
Sebaiknya
untuk pemberian pakan tidak hanya diberikan berupa konsentrat, gilingan jagung
dan bekatul karena ayam petelur juga dapat diberi pakan sisa nasi untuk
menghemat pengeluran yang digunakan pembelian pakan.
Daftar
Pustaka
Anonimous.
2012. Budi Daya Ayam Petelur (Gallus sp).
TTG Budidaya Peternakan
Erlankha, Mooeza. 2012. Ayam Arab.
http://www. ayam-arab.htm. diakses tanggal 20 April 2012
Irawady, Adjie. 2010. Budidaya Ayam
Arab. http://www.budidaya-ayam-arab-adjie
irawady site.htm. diakses tanggal 20 April 2012
Salam et al. 2006. Analisis Finansial
Usaha Peternakan Ayam Broiler Pola Kemitraan. Sekolah Tinggi Penyuluhan
Pertanian Gowa.
Setiawan,
Iwan. 2011. Kandang Ayam Arab Petelur. htpp://www. kandang-ayam-arab-petelur.html. diakses
tanggal 20 April 2012
Sukmawati, Farida. 2011. Produktifitas
Telur Ayam Arab. http:// index.php.htm. diakses tanggal 20
April 2012
Suryana dan Agus. 2008. Usaha Tani Ayam
Buras di Indonesia: Permaslahan dan Tantangan. Balai Pengkajian dan Teknologi
Pertanian Kalimantan Selatan. Banjarbaru
Lampiran-lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karena perekonomian tidak stabil, harga kebutuhan pokok semakin
melambung, kemiskinan semakin meluas, maka masyarakat yang minim penghasilan
serta yang berminat untuk memulai wirausaha rumah dengan sedikit modal, mudah perawatan
dan menguntungkan hasilnya bila dibandingkan dengan ayam ras horn, ayam hyfa
maupun ayam Kedu, terutama dibidang perkandangan, tata cara pemeliharaan,
makanan dan hasil telurnya, yaitu budidaya ayam arab.
Melihat permintaan pasar konsumsi akan kebutuhan telor, sekarang telah
terjadi pergeseran. Telur baru mulai berkurang karena semakin tinggi resiko
kandungan kolesterol dan mereka mulai menengok telur ayam arab (kampung) yang mempunyai berbagai keistimewaan,
antara lain: cangkang tebal, kuning telur
besar, tidak amis, daya tahan lama dan kandungan kolesterol rendah.
Kebutuhan rata-rata perhari telur ayam arab (kampung) wilayah Surabaya
diatas 100 ribu, Malang 100 ribu butir, daerah lain di Jawa Timur ± 200
ribu butir. Belum lagi di luar Jawa Timur, seperti : Solo, Jogja, Semarang,
Jakarta, Ujung Pandang dan Bali sangatlah tinggi, diatas 100 ribu per hari
untuk tiap kota.Padahal stok atau hasil per hari dari para peternak di Kediri
dan sekitarnya hanya ± 150 ribu butir per hari. Melihat keadaan tersebut,
sangatlah wajar bila perkembangan ayam arab semakin dipesatkan dengan merambah
wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat. Karena itulah ketakutan para peternak baru
akan booming (kelebihan produksi) tidak beralasan, karena booming masih 10
tahun lagi.
Analisa usaha merupakan suatu
langkah kita untuk memulai suatu usaha yang akan kita kerjakan. Pada dasarnya segala suatu usaha alangkah
baiknya dengan kita membuat analisa usaha sebelumnya, dengan demikian kita
dapat memprediksikan sebelumnya apa yang akan terjadi kedepan nantinya dan kita
dapat menanggulanginya secara bijak.
Dengan analisa usaha kita memerlukan data-data yang tercukupi, sehingga
memudahkan dalam penyusunannya. Dari
menghitung analisa usaha kita dapat menyimpulkan apakah kita akan mendapat untung
atau rugi dengan biaya yang kita keluarkan tiap bulannya.
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana
manajemen pemberian pakan pada ayam arab di peternakan rakyat ?
2. Bagaimana
pengaruh manajemen pemberian pakan terhadap produktifitas ayam arab di
peternakan rakyat?
3. Bagaimana
manajemen pemeliharaan ayam arab di peternakan rakyat?
4. Bagaimana
permodalan yang ada dalam peternakan ayam arab tersebut
1.3 Tujuan Kegiatan
1. Mengetahui manajemen pemberian pakan pada burung puyuh
dipeternakan rakyat.
2. Mengetahui pengaruh manajemen pemberian pakan terhadap
produktifitas burung puyuh di peternakan rakyat.
3. Mengetahui manajemen pemeliharaan ayam arab di
peternakan rakyat.
4. Mengetahui
manajemen permodalan yang ada dalam peternakan ayam arab tersebut
1.4 Manfaat Kegiatan
1. Dapat
mengetahui manajemen pemeliharan ayam arab yang baik dan benar.
2. Dapat
mengenal secara langsung kondisi manajemen peternakan ayam arab rakyat.
3. Dapat
melakukan analisis manajemen pemeliharaan ayam arab
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asal Usul Ayam
Pembangunan peternakan merupakan bagian
dari pembangunanan keseluruhan yang bertujuan untuk menyedediakan pakan hewani
berupa daging, susu dan telur yang bernilai gizi tinggi, meningkatkan
pendapatan petani peternak, serta menambah devisa dan memperluas kesemptan kerja.
Hal ini yang mendorong pembangunan sektor peternakan sehingga pada masa yang
akan datang diharapkan akan dapat memberikan konstribusi yang nyata dalam
pembangunan bangsa (Salam et al
;2006).
Menurut Suryana dan Agus (2008), ayam
buras merupakan salah satu unggas lokal yang umumnya dipelihara petani
dipedesaan sebagai penghasil telur tetas, telur konsumsi dan daging. Selain
dapat diusahakan secara sambilan, mudah dipelihara dengan teknologi sederhana
dan sewaktu-waktu dapat dijual untuk keperluan mendesak. Unggas ini mempunyai
prospek usaha yang menjanjikan, baik secara ekonomi dan sosial, karena
merupakan bahan pangan yang bernilai gizi, serta permintaan pasar yang tinggi.
Ayam petelur merupakan ayam betina-betina dewasa yang dipelihara
khusus untuk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal adari ayam
hutan dan itik liar yang ditangkap dan dupelihara serta dapat bertelur cukup
banyak (Anonimous, 2012).
Ayam arab merupakan keturunan dari
Ayam Brakel Kriel-Silver dari Belgia Disebut ayam arab karena dua hal:
pejantannya memiliki daya seksual yang tinggi dan keberadaannya di Indonesia
melalui telurnya yang dibawa oleh orang yang menunaikan ibadah haji dari Mekah.
Kebanyakan masyarakat memanfaatkan Ayam Arab karena produksi telurnya
tinggi, mencapai 190-250 butir per tahun dengan berat telur 42,3 gram. Kuning
telur lebih besar volumenya, mencapai 53,2% dari total berat telur. Jadi ayam
arab ini fungsinya hanya sebagai ayam petelur saja, (Erlankha, 2012).
Warna kerabang/bulu sangat bervariasi
yakni putih, kekuningan dan coklat. Warna kulit yang kehitaman dengan daging
yang lebih tipis dibanding ayam kampung menjadikannya jarang dimanfaatkan
sebagai ayam pedaging. Ayam Arab mudah dikenali dari bulunya. Pada sepanjang
leher berwarna putih mengkilap, bulu punggung putih berbintik hitam, bulu sayap
hitam bergaris putih dan bulu ekor dominan hitam bercampur putih. Sedang
jenggernya berbentuk kecil berwarna merah muda dan mata hitam dengan dilingkari
warna kuning (Irawady, 2010).
Ciri lain Ayam Arab adalah pejantannya pada umur 1 minggu sudah
tumbuh jengger, dan betina induk tidak memiliki sifat mengeram. Dari penampilan
tubuhnya, tinggi Ayam Arab dewasa mencapai 35 cm dengan bobot 1,5-2
kg. Kepalanya mempunyai jengger berbentuk tunggal dan bergerigi.Ayam ini
berbulu tebal. Bulu di sekitar leher berwarna kuning dan putih kehitaman. Warna
bulu badannya putih bertotol-totol hitam. Kokok suara jantan nyaring. Ayam Arab betina dewasa tingginya
mencapai 25 cm dengan bobot 1,0-1,5 kg. Kepalanya berjengger tipis, bergerigi.
Badannya berbulu tebal. Selama usia produktif antara 0,8 1,5 tahun, betina arab
terus-menerus bertelur, sehingga hampir setiap hari menghasilkan telur. Secara
genetis Ayam Arab tergolong galur ayam buras yang unggul, karena
memiliki kemampuan produksi telur yang tinggi. Kebanyakan masyarakat
memanfaatkan Ayam Arab untuk menghasilkan telur bukan daging karena Ayam
Arab memiliki warna kulit yang kehitaman dan daging tipis
dibanding ayam buras biasa sehingga dagingnya kurang disukai masyarakat
(Sukmawaty, 2011).
2.2 Keunggulan Ayam Arab
- Harga DOC tinggi dibandingkan ayam kampung biasa
- Berat telur 30-35 gram.
- Warna kerabang telur putih
- Harga induk tinggi
- Ayam Arab termasuk tipe ayam kecil sehingga konsumsi pakan relatif lebih sedikit sehingga lebih efisien
- Libido seksualitas jantan lebih tinggi, mudah dikawinkan dengan ayam lain, dalam 15 menit bisa tiga kali kawin
- Bisa dijadikan untuk perbaikan genetik ayam buras Sifat mengeram hampir tidak ada, sehingga waktu bertelur panjiang.
2.3 Kelemahan Ayam Arab
- Wama kulit dan daging hitam sehingga harga jual afkirnya bisa menimbulkan masalah
- Sifat mengeram hampir tidak ada, sehingga apabila dikembangkan di masyarakat harus ditetaskan di mesin tetas atau menggunakan ayam lain
- Harus dipelihara secara intensif untuk mendapatkan produksi tinggi sesuai dengan kemampuan genetisnya – Bobot badan afkir rendah mencapai 1,1-1,2 kg
2.4 Manajemen
1) Kandang
Sistem
pemeliharaan dapat dilepas bebas, asal rapat dan tidak bercampur dengan ayam
lain (Ayam kampung, Bangkok, bebek dll.) Bentuk kandang murah dan sederhana
tetapi harus memenuhi syarat kesehatan (atap dapat dari welit).Tidak banyak memakai tempat (1 M2
= 6 ekor ayam). Untuk beternak ayam arab sebagai
petelur digunakan kandang tipe baterai. Kandang tipe baterai yaitu merupakan
kandang yang berbentuk sangkar empat persegi panjang yang disusun secara
berderet memanjang dan bertingkat 3 atau 4. Kandang baterai juga dikenal
sebagai kandang individual karena setiap sangkar hanya untuk satu ekor ayam
(Setiawan, 2011).
2) bibit
Ayam petelur yang akan dipelihara
haruslah memenuhi syarat sebagai berikut, antara lain, ayam petelur harus sehat
dan tidak cacat fisiknya, pertumbuhan dan perkembangan normal dan ayam petelur
berasal dari bibit yang diketahui keunggulannya.
3) Tata cara
pemeliharaan
Mudah, tidak serumit memelihara ayam ras
horn, tetapi harus teliti. Waktu
pengontrolan pagi (09.00) dan sore (15.00) waktu setempat. Tahan terhadap penyakit dan cuaca
4) Pemberian
Pakan
Pola
dan bentuk makanaan seperti makanan ayam kampung, antara lain : (sisa nasi,
katul, jagung, bungkil, ampas) ditambah sedikit konsentrat petelur. Jumlah makanan tiap ayam hanya 0,1 kg. (pagi
0,05 kg dan sore 0,05 kg.) Dapat
ditambah makanan daunan (bayam, kangkung dan pepaya)
5)
Penyakit
Beberapa penyakit yang sering
menyerang antara lain yaitu :
a.
Berak putih (pullorum)
Menyerang ayam kampung dengan angka kematian yang tinggi.
Penyebab: Salmonella pullorum.
Pengendalian: diobati dengan antibiotika
Menyerang ayam kampung dengan angka kematian yang tinggi.
Penyebab: Salmonella pullorum.
Pengendalian: diobati dengan antibiotika
b.
Kolera
Penyakit ini jarang menyerang anak ayam atau ayam remaja tetapi selain menyerang ayam menyerang kalkun dan burung merpati.
Penyebab: pasteurella multocida.
Gejala: pada serangan yang serius pial ayam (gelambir dibawah paruh) akan membesar.
Gengendalian: dengan antibiotika (Tetrasiklin/Streptomisin).
Penyakit ini jarang menyerang anak ayam atau ayam remaja tetapi selain menyerang ayam menyerang kalkun dan burung merpati.
Penyebab: pasteurella multocida.
Gejala: pada serangan yang serius pial ayam (gelambir dibawah paruh) akan membesar.
Gengendalian: dengan antibiotika (Tetrasiklin/Streptomisin).
c. Pilek ayam (Coryza)
Menyerang semua umur ayam dan terutama menyerang anak ayam.
Penyebab: makhluk intermediet antara bakteri dan virus.
Gejala: ayam yang terserang menunjukkan tanda-tanda seperti orang pilek.
Pengendalian: dapat disembuhkan dengan antibiotia/preparat sulfa.
Menyerang semua umur ayam dan terutama menyerang anak ayam.
Penyebab: makhluk intermediet antara bakteri dan virus.
Gejala: ayam yang terserang menunjukkan tanda-tanda seperti orang pilek.
Pengendalian: dapat disembuhkan dengan antibiotia/preparat sulfa.
d.
CRD
CRD adalah penyakit pada ayam yang populer di Indonesia. Menyerang anak ayam dan ayam remaja. Pengendalian: dilakukan dengan antibiotika (Spiramisin dan Tilosin).
CRD adalah penyakit pada ayam yang populer di Indonesia. Menyerang anak ayam dan ayam remaja. Pengendalian: dilakukan dengan antibiotika (Spiramisin dan Tilosin).
e.
Newcastle disease (ND)
ND adalah penyakit oleh virus yang populer di peternak ayam Indonesia. Pada awalnya penyakit ditemukan tahun 1926 di daerah Priangan.Tungau (kutuan) Penemuan tersebut tidak tersebar luas ke seluruh dunia. Kemudian di Eropa, penyakit ini ditemukan lagi dan diberitakan ke seluruh dunia. Akhirnya penyakit ini disebut Newcastle disease.
ND adalah penyakit oleh virus yang populer di peternak ayam Indonesia. Pada awalnya penyakit ditemukan tahun 1926 di daerah Priangan.Tungau (kutuan) Penemuan tersebut tidak tersebar luas ke seluruh dunia. Kemudian di Eropa, penyakit ini ditemukan lagi dan diberitakan ke seluruh dunia. Akhirnya penyakit ini disebut Newcastle disease.
f.
Infeksi bronchitis (IB)
Infeksi bronchitis menyerang semua umur ayam. Pada dewasa penyakit ini menurunkan produksi telur. Penyakit ini merupakan penyakit pernafasan yang serius untuk anak ayam dan ayam remaja. Tingkat kematian ayam dewasa adalah rendah, tapi pada anak ayam mencapai 40%. Bila menyerang ayam petelur menyebabkan telur lembek, kulit telur tidak normal, putih telur encer dan kuning telur mudah berpindah tempat (kuning telur yang normal selalu ada ditengah). Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini tetapi dapat dicegah dengan vaksinasi.
Infeksi bronchitis menyerang semua umur ayam. Pada dewasa penyakit ini menurunkan produksi telur. Penyakit ini merupakan penyakit pernafasan yang serius untuk anak ayam dan ayam remaja. Tingkat kematian ayam dewasa adalah rendah, tapi pada anak ayam mencapai 40%. Bila menyerang ayam petelur menyebabkan telur lembek, kulit telur tidak normal, putih telur encer dan kuning telur mudah berpindah tempat (kuning telur yang normal selalu ada ditengah). Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini tetapi dapat dicegah dengan vaksinasi.
g.
Infeksi laryngotracheitis
Infeksi laryngotracheitis merupakan penyakit pernapasan yang serius terjadi pada unggas.
Penyebab: virus yang diindetifikasikan dengan Tarpeia avium. Virus ini di luar mudah dibunuh dengan desinfektan, misalnya karbol.
Pengendalian: (1) belum ada obat untuk mengatasi penyakit ini; (2) pencegahan dilakukan dengan vaksinasi dan sanitasi yang ketat.
Infeksi laryngotracheitis merupakan penyakit pernapasan yang serius terjadi pada unggas.
Penyebab: virus yang diindetifikasikan dengan Tarpeia avium. Virus ini di luar mudah dibunuh dengan desinfektan, misalnya karbol.
Pengendalian: (1) belum ada obat untuk mengatasi penyakit ini; (2) pencegahan dilakukan dengan vaksinasi dan sanitasi yang ketat.
h.
Cacar ayam (Fowl pox)
Gejala: tubuh ayam bagian jengger yang terserang akan bercak-bercak cacar.
Penyebab: virus Borreliota avium. Pengendalian: dengan vaksinasi.
Gejala: tubuh ayam bagian jengger yang terserang akan bercak-bercak cacar.
Penyebab: virus Borreliota avium. Pengendalian: dengan vaksinasi.
i. Marek
Penyakit ini menjadi populer sejak tahun 1980-an hingga kini menyerang bangsa unggas, akibat serangannya menyebabkan kematian ayam hingga 50%. Pengendalian: dengan vaksinasi.
Penyakit ini menjadi populer sejak tahun 1980-an hingga kini menyerang bangsa unggas, akibat serangannya menyebabkan kematian ayam hingga 50%. Pengendalian: dengan vaksinasi.
j. Gumboro
Penyakit ini ditemukan tahun 1962 oleh Cosgrove di daerah Delmarva Amerika Serikat. Penyakit ini menyerang bursa fabrisius, khususnya menyerang anak ayam umur 3–6 minggu.
Penyakit ini ditemukan tahun 1962 oleh Cosgrove di daerah Delmarva Amerika Serikat. Penyakit ini menyerang bursa fabrisius, khususnya menyerang anak ayam umur 3–6 minggu.
k. Cacing
Karena penyakit cacing jarang ditemukan di peternakan yang bersih dan terpelihara baik. Tetapi peternakan yang kotor banyak siput air dan minuman kotor maka mungkin ayam terserang cacingan. Ciri serangan cacingan adalah tubuhnya kurus, bulunya kusam, produksi telur merosot dan kurang aktif.
Karena penyakit cacing jarang ditemukan di peternakan yang bersih dan terpelihara baik. Tetapi peternakan yang kotor banyak siput air dan minuman kotor maka mungkin ayam terserang cacingan. Ciri serangan cacingan adalah tubuhnya kurus, bulunya kusam, produksi telur merosot dan kurang aktif.
l. Kutu
Banyak menyerang ayam di peternakan Indonesia. Dari luar kutu tidak terlihat tapi bila bulu ayam disibak akan terlihat kutunya. Tanda fisik ayam terserang ayam akan gelisah. Kutu umum terdapat di kandang yang tidak terkena sinar matahari langsung maka sisi samping kandang diarahkan melintang dari Timur ke Barat. Penggunaan semprotan kutu sama dengan cara penyemprotan nyamuk. Penyemprotan ini tidak boleh mengenai tangan dan mata secara langsung dan penyemprotan dilakukan malam hari sehingga pelaksanaannya lebih mudah karena ayam tidak aktif.
Banyak menyerang ayam di peternakan Indonesia. Dari luar kutu tidak terlihat tapi bila bulu ayam disibak akan terlihat kutunya. Tanda fisik ayam terserang ayam akan gelisah. Kutu umum terdapat di kandang yang tidak terkena sinar matahari langsung maka sisi samping kandang diarahkan melintang dari Timur ke Barat. Penggunaan semprotan kutu sama dengan cara penyemprotan nyamuk. Penyemprotan ini tidak boleh mengenai tangan dan mata secara langsung dan penyemprotan dilakukan malam hari sehingga pelaksanaannya lebih mudah karena ayam tidak aktif.
m. Penyakit karena Protoza
Penyakit ini berasal dari protozoa (trichomoniasis, Hexamitiasis dan Blachead), penyakit ini dimasukkan ke golongan parasit tetapi sebenarnya berbeda. Penyakit ini jarang menyerang ayam lingkungan peternakan dijaga kebersihan dari alang-alang dan genangan air.
Penyakit ini berasal dari protozoa (trichomoniasis, Hexamitiasis dan Blachead), penyakit ini dimasukkan ke golongan parasit tetapi sebenarnya berbeda. Penyakit ini jarang menyerang ayam lingkungan peternakan dijaga kebersihan dari alang-alang dan genangan air.
6) Obat dan
Vaksin
Vaksinasi merupakan salah satu cara
pengendalian penyakit virus yang menular dengan cara menciptakan kekebalan
tubuh. Pemberiannya secara teratur sangat penting untuk mencegah penyakit.
Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu vaksin aktif adalah vaksin mengandung virus
hidup. Kekebalan yang ditimbulkan lebih lama daripada dengan vaksin inaktif
atau pasif. Vaksin inaktif adalah vaksin yang mengandung virus yang telah
dilemahkan atau dimatikan tanpa merubah struktur antigenik, hingga mampu
membentuk zat kebal.
Macam-macam vaksin:
a) Vaksin NCD vrus Lasota buatan Drh Kuryna
b) Vaksin NCD virus Komarov buatan Drh Kuryna (vaksin inaktif)
c) Vaksin NCD HB-1/Pestos.
d) Vaksin Cacar/pox, virus Diftose.
e) Vaksin anti RCD Vaksin Lyomarex untuk Marek.
Persyaratan dalam vaksinasi adalah:
a) Ayam yang divaksinasi harus sehat.
b) Dosis dan kemasan vaksin harus tepat.
c) Sterilisasi alat-alat.
a) Vaksin NCD vrus Lasota buatan Drh Kuryna
b) Vaksin NCD virus Komarov buatan Drh Kuryna (vaksin inaktif)
c) Vaksin NCD HB-1/Pestos.
d) Vaksin Cacar/pox, virus Diftose.
e) Vaksin anti RCD Vaksin Lyomarex untuk Marek.
Persyaratan dalam vaksinasi adalah:
a) Ayam yang divaksinasi harus sehat.
b) Dosis dan kemasan vaksin harus tepat.
c) Sterilisasi alat-alat.
7. Panen
a. Hasil Utama
Hasil utama dari budidaya ayam petelur
adalah berupa telur yang diahsilkan oelh ayam. Sebaiknya telur dipanen 3 kali
dalam sehari. Hal ini bertujuan agar kerusakan isi tlur yang disebabkan oleh
virus dapat terhindar/terkurangi. Pengambilan pertama pada pagi hari antara
pukul 10.00-11.00; pengambilan kedua pukul 13.00-14.00; pengambilan ketiga
(terakhir)sambil mengecek seluruh kandang dilakukan pada pukul 15.00-16.00.
b.Hasil Tambahan
Hasil tambahan yang dapat dinukmati dari hasil budidaya ayam petelur adalah daging dari ayam yang telah tua (afkir) dan kotoran yang dapat dijual untuk dijadikan pupuk kandang.
Hasil tambahan yang dapat dinukmati dari hasil budidaya ayam petelur adalah daging dari ayam yang telah tua (afkir) dan kotoran yang dapat dijual untuk dijadikan pupuk kandang.
8.Pengumpulan
Telur yang telah dihasilkan diambil dan diletakkan di atas egg tray (nampan telur). Dalam pengambilan dan pengumpulan telur, petugas pengambil harus langsung memisahkan antara telur yang normal dengan yang abnormal. Telur normal adalah telur yang oval, bersih dan kulitnya mulus serta beratnya 57,6 gram dengan volume sebesar 63 cc. Telur yang abnormal misalnya telurnya kecil atau terlalu besar, kulitnya retak atau keriting, bentuknya lonjong.
Telur yang telah dihasilkan diambil dan diletakkan di atas egg tray (nampan telur). Dalam pengambilan dan pengumpulan telur, petugas pengambil harus langsung memisahkan antara telur yang normal dengan yang abnormal. Telur normal adalah telur yang oval, bersih dan kulitnya mulus serta beratnya 57,6 gram dengan volume sebesar 63 cc. Telur yang abnormal misalnya telurnya kecil atau terlalu besar, kulitnya retak atau keriting, bentuknya lonjong.
9. Pembersihan
Setelah telur dikumpulkan, selanjutnya telur yang kotor karena terkena litter atau tinja ayam dibershkan. Telur yang terkena litter dapat dibersihkan dengan amplas besi yang halus, dicuci secara khusus atau dengan cairan pembersih. Biasanya pembersihan dilakukan untuk telur tetas.
Setelah telur dikumpulkan, selanjutnya telur yang kotor karena terkena litter atau tinja ayam dibershkan. Telur yang terkena litter dapat dibersihkan dengan amplas besi yang halus, dicuci secara khusus atau dengan cairan pembersih. Biasanya pembersihan dilakukan untuk telur tetas.
BAB
III
PEMBAHASAN
1. Identitas
Peternak
a. Siapa
nama Bapak/ Pemilik peternakan?
Zhairul
Izkhak
b. Dimana
alamat asli Bapak/ Pemilik peternakan? Dan sejak kapan Bapak bertempat tinggal
di alamat tersebut?
Desa
: Maron Pujon Kidul
RT
: 15/RW : 08
Kec.
Pujon
Kab.
Malang
c. Dimana
alamat dari peternakan yang Bapak/ Pemilik peternakan kelola?
Desa
: Maron Pujon Kidul
RT
: 15/RW : 08
Kec.
Pujon
Kab.
Malang
d. Apa
jenis komoditi ternak yang Bapak/Pemilik Peternakan kelola?
Ayam
Arab
e. Bagaimana
sejarah awal didirikan peternakan ini?
Peternakan
ini berdiri tahun 2010 sampai saat ini. Alasan pendirian peternakan ayam
petelur ini karena dahulu sudah pernah mencoba mendirikan peternakan ayam
broiler dan kemudian mengalami kebangkrutan sehingga mencoba beternak ayam
petelur ini.
f. Apa
nama peternakan ini?
Tidak
ada
2. Data
yang tinggal satu rumah
a.
Berapa orang jumlah anggota keluarga bapak? 3
b. Siapa saja anggota keluarga tersebut?
Dan apa saja kedudukan mereka di dalam keluarga?
c.
berapa umur masing-masing dari anggota keluarga Bapak?
d.
Apa pendidikan terakhir yang ditempuh oleh masing-masing anggota keluarga
Bapak?
e.
Apa saja pekerjaan utama dan sampingan dari masing-masing keluarga bapak?
No
|
Nama
|
Kedudukan
|
Umur (thn)
|
Pendidikan
|
Pekerjaan utama
|
Pekerjaan sampingan
|
1
|
Zhairul Izkhak
|
Kepala Rumah Tangga
|
32
|
SMA
|
Berternak
|
Bertani
|
2
|
Lutfi Mahmudiah
|
Ibu Rumah Tangga
|
22
|
SLTA
|
Ibu Rumah Tangga
|
Wirausaha/ buka toko
|
3
|
Rafa Nazula
|
Anak
|
4
|
Play Group
|
sekolah
|
-
|
3. Usaha
Peternakan
a. Apa
saja jenis ternak yang Bapak/Pemilik pelihara?
Ayam
Arab
b. Berapa
jumlah atau kapasitas ternak yang Bapak/Pemilik pelihara?
750
ekor
c. Berapa
jumlah ternak yang dipelihara dari masing-masing fase? Fase starter dan fase
finisher?
Starter
: 350 ekor
Layer
atau produksi : 400 ekor
d. Berapa
harga awal yang diperlukan sebagai modal pembelian untuk ternak yang
dipelihara?
Untuk
ayam umur 4 bulan @Rp 45.000,00
Untuk
ayam umur 5 bulan @Rp 50.000,00
e. Kapan
Bapak/pemilik mlakukan pemanenan hasil produksi dari usaha peternakan ini?
Setiap
hari, pagi-pagi.
f. Berapa
umur ekonomis ternsk yang ditentukan dalam system peternakan ini?
Apabila
afkir @Rp 20.000,
4. Tehknik
Pengolahan
a. Apa
system pengadaan modal yang bapak gunakan?
Mandiri
b. Tanah
-Berapa luas tanah yang
digunakan untuk usaha peternakan ini?
30x20 m2=600m2
-Berapa biaya harga
beli tanah atau sewa tanah yang Bapak keluarkan?
Rp 70.000, /m2
c. Kandang
-Berapa luas kandang
yang diperlukan untuk memelihara ternak dengan
kapasitas yang dimiliki?
Meliki
3 kandang dengan masing-masing
Kandang
1 : 25x6m2
Kandang
2 : 20x6m2
Kandang
3 : 10x8m2
-Berapa biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan
kandang?
Rp 40.000.000
-Berapa lama perkiraan untuk umur ekonomis dari
kandang tersebut?
15 tahun
d. Peralatan
-Peralatan apa saja
yang digunakan untuk menunjang dalam pengelolahan peternakan tersebut?
-berapa jumlah
masing-masing peralatan yang dibutuhkan tersebut?
-Berapa jumlah dari
peralatan tersebut?
-Berapa perkiraan untuk
umur ekonomis dari peralatan tersebut?
No
|
Barang
|
jumlah
|
satuan
|
Harga/unit
|
UE
(thn)
|
1
|
Pompa
air
|
1
|
buah
|
Rp
500.000,
|
5
|
2
|
Kaleng
|
2
|
buah
|
Rp
15.000,
|
1
|
3
|
selang
|
10
|
meter
|
Rp
4.000,
|
1
|
4
|
Tandon
air
|
2
|
buah
|
Rp
50.000,
|
5
|
5. Cara
Pemeliharaan
a. Pembelian
obat-obatan
-berapa jumlah
pemberian obat-obatan untuk memelihara ternak tersebut?
Vitamin
3x per 1 minggu
obat
cacing bila terserang
vaksin
1x per bulan
antibiotic
5hari per bulan
-berapa
biaya yang Bapak keluarkan dalam pengobatan untuk tiap ternak?
Rp 10.000.000
b. Tenaga Kerja
-berapa
banyak jumlah tenaga kerja yang Bapak butuhkan untuk mengelola peternakan ini?
Dalam usaha ini hanya pemilik yang
berperan sebagai tenaga kerja
-berapa banyak biaya bersih yang dikeluarkan
untuk setiap tenaga kerja/minggu?
3
liter
-berapa
banyak biaya listrik yang dikeluarkan perbulan untuk keperluan usaha peternakan
ini? Rp 50.000
c. Pemberian pakan
-berapa kali pemberian
pakan ternak untk setiap harinya?
2x.
pagi dan sore
-apa
jenis pakan untuk ternak dari usaha peternakannya yang Bapak kelola?
Bekatul, konsentrat, jagung giling
-apa
pakan yang diberikan pada ternak ini diperoleh dengan cara membeli atau
mencari?
Membeli di pasar
-berapa
jumlah pakan yang dibutuhkan untuk setiap ternak?
9 gram per ekor/hari
-berapa
banyak biaya pakan yang Bapak habiskan setiap harinya?
Rp
260.000,
6.
Pemasaran
-kapan biasanya
pemasaran hasil produksi dilakukan dalam usaha peternakan ini?
Setiap
hari, karena setelah telur dipanen tengkulak langsung mengambil ke kandang
-apa
tujuan pemasaran ini dilakukan?
Untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga tani dan untuk memenuhi permintaan pasar
-berapa
jumlah hasil ternak yang dipasarkan dalam satu kali pemasaran?
Rata-rata 380 ekor per hari.
-berapa
harga telur/butir yang dipasarkan?
Rp 950 per butir
-dimana
saja bapak memasarkan hasil produksi yang diperoleh dari peternakan ini?
Pujon, Batu dan Malang
7. Penjualan
-apa saja hasil
produksi yang Bapak jual?
Telur
-apakah
sisa karung, bulu dan fases juga termasuk dalam penjualan?
Feses tidak dijual melainkan
digunakan untuk pupuk dalam usaha tani miliknya.
Bulu tidak dijual
Sisa karung dijual
-berapakah
jumlah produksi yang dikeluarkan oleh Bapak dalam satu kali penjualan?
Tiap bulan menjual rata-rata 5
karung
-berapa
harga jual per kg untuk masing-masing hasil produksi tersebut?
@ Rp 500,
-kapan
Bapak melakukan penjualan tersebut?
Setiap 1 bulan sekali.
Tabulasi Penghasilan Peternak
Analisa usaha merupakan suatu
langkah kita untuk memulai suatu usaha yang akan kita kerjakan. Pada dasarnya segala suatu usaha alangkah
baiknya dengan kita membuat analisa usaha sebelumnya, dengan demikian kita
dapat memprediksikan sebelumnya apa yang akan terjadi kedepan nantinya dan kita
dapat menanggulanginya secara bijak.
Dengan analisa usaha kita memerlukan data-data yang tercukupi, sehingga
memudahkan dalam penyusunannya. Dari
menghitung analisa usaha kita dapat menyimpulkan apakah kita akan mendapat
untung atau rugi dengan biaya yang kita keluarkan tiap bulannya.
1) Biaya
tetap
No
|
Uraian
|
jumlah
|
satuan
|
Harga/unit
|
NB
atau total
|
NS
|
UE
(th)
|
1
|
Tanah
|
600
|
m2
|
Rp
70.000,
|
Rp
42.000.000,
|
-
|
-
|
2
|
Kandang
|
350
|
m2
|
Rp
40.000.000,
|
Rp
40.000.000,
|
Rp
10.000.000
|
15
|
3
|
Pompa
air
|
1
|
buah
|
Rp
500.000,
|
Rp 500.000,
|
Rp
250.000
|
5
|
4
|
Kaleng
|
2
|
buah
|
Rp
15.000,
|
Rp 30.000,
|
-
|
1
|
6
|
Tandon
|
2
|
buah
|
Rp
50.000,
|
Rp 100.000,
|
-
|
1
|
7
|
Selang
air
|
10
|
M
|
Rp
4.000,
|
Rp 40.000,
|
-
|
1
|
8
|
Ayam
|
350
|
ekor
|
Rp
45.000,
|
Rp
15.750.000,
|
Rp
7.000.000
|
1.5
|
9
|
Ayam
|
400
|
ekor
|
Rp
50.000,
|
Rp
20.000.000,
|
Rp
8.000.000
|
1.5
|
Jumlah
|
|
Rp118.420.000,
|
Rp
25.250.000
|
|
No
|
Uraian
|
Biaya/18bulan
|
1
|
Pakan
|
Rp 140.400.000,
|
2
|
Obat+vaksin
|
Rp 10.000.000,
|
3
|
Listrik
|
Rp 900.000,
|
4
|
Bensin
|
Rp 1.080.000,
|
Jumlah
|
Rp 152.380.000,
|
2) Modal
kerja :
3) Input
tetap
a.
|
Tanah
|
:
|
Rp
42.000.000
|
-
|
Rp
0
|
=
|
Rp
0
|
|
|
|
|
0
|
|
|
|
b.
|
Kandang
|
:
|
Rp
40.000.000
|
-
|
Rp 30.000.000
|
=
|
Rp
666.666
|
|
|
|
|
15
|
|
|
|
c.
|
Pompa
|
:
|
Rp
500.000
|
-
|
Rp
300.000
|
=
|
Rp
40.000
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
d.
|
Kaleng
|
:
|
Rp
30.000
|
-
|
Rp
0
|
=
|
Rp
30.000
|
|
|
|
|
1
|
|
|
|
e.
|
Tendon
|
:
|
Rp
100.000
|
-
|
Rp
0
|
=
|
Rp
100.000
|
|
|
|
|
1
|
|
|
|
f.
|
Selang
|
:
|
Rp
40.000
|
-
|
Rp
0
|
=
|
Rp
40.000
|
|
|
|
|
1
|
|
|
|
g.
|
Ayam
|
:
|
Rp
15.750.000
|
-
|
Rp 7.000.000
|
=
|
Rp
5.833.333
|
|
|
|
|
1.5
|
|
|
|
h.
|
Ayam
|
:
|
Rp
20.000.000
|
-
|
Rp
8.000.000
|
=
|
Rp
8.000.000
|
|
|
|
|
1.5
|
|
|
+
|
Jumlah
|
|
|
|
|
=
|
Rp
14.710.000
|
Jumlah penyusutan =
1/18 x Rp 14.710.000
= Rp
817.250
Jumlah
input tetap = Jumlah penyusutan/periode
= Rp 817.250
4) Input
variable
No
|
Uraian
|
Biaya/18bulan
|
1
|
Pakan
|
Rp
140.400.000,
|
2
|
Obat+vaksin
|
Rp 10.000.000,
|
3
|
Listrik
|
Rp 900.000,
|
4
|
Bensin
|
Rp 1.080.000,
|
Jumlah
|
Rp
152.380.000,
|
Total Input = Input
Tetap + Input Variabel
= Rp 817.250 + Rp 152.380.000,
= Rp 153.197.250
5) Out
Put
1) Out
put utama: 600 butir x Rp 950 x 30 hari x 18 bulan = Rp 307.800.000
2) Out
put sampingan :Rp 500 x 5 buah x18 bulan= Rp 45.000
Total out put = Rp
307.800.000 + Rp 45.000
= Rp 307.845.000
6) Perhitungan-perhitungan
a.
|
Pendapatan
peternak
|
=
|
Total
Out put
|
-
|
Total
input
|
|
|
|
|
=
|
Rp307.845.000
|
-
|
Rp
153.197.250
|
|
|
|
|
=
|
Rp154.647.750
|
|
|
|
|
b.
|
Benefit/cost
|
=
|
Total
keuntungan
|
:
|
Total
input
|
|
|
=
|
Rp
154.647.750
|
:
|
Rp
153.197.250
|
|
|
=
|
1.00
|
|
|
c.
|
Retrun
of invest
|
=
|
Laba
usaha
|
:
|
Modal
kerja
|
|
|
=
|
Rp154.647.750
|
:
|
Rp
152.380.000
|
|
|
=
|
1.01
|
|
|
d.
|
Break Event Point (Rp)
|
=
|
Input tetap
|
|
|
|
1-
(biaya variable : total out put)
|
|
|
=
|
Rp
817.250
|
|
|
|
1-(
Rp 152.380.000 : Rp 307.845.000)
|
|
|
=
|
Rp
1.602.450
|
e.
|
Break Event Point (butir)
|
=
|
BEP (Rp)
|
|
|
|
Harga/butir
|
|
|
=
|
Rp
1.602.450
|
|
|
|
Rp 950
|
|
|
=
|
1.686 butir telur
|
Tabel tabulasi
Modal tetap
|
Rp118.420.000
|
Modal Kerja
|
Rp 152.380.000,
|
Penyusutan per periode (18 bulan)
|
Rp 817.250
|
Total input
|
Rp
153.197.250
|
Total output
|
Rp 307.845.000
|
Pendapatan keluarga
tani
|
Rp154.647.750
|
Benefit/cost
|
1.00
|
Retrun of invest
|
1.01
|
Break Event Point (Rp)
|
Rp 1.602.450
|
Break Event Point (unit)
|
1.686
|
Karena
perekonomian tidak stabil, harga kebutuhan pokok semakin melambung, kemiskinan
semakin meluas, maka masyarakat yang minim penghasilan serta yang berminat
untuk memulai wirausaha rumah dengan sedikit modal, mudah perawatan dan
menguntungkan hasilnya bila dibandingkan dengan ayam ras horn, ayam hyfa maupun
ayam Kedu, terutama dibidang perkandangan, tata cara pemeliharaan, makanan dan
hasil telurnya, yaitu budidaya ayam arab.
Sama seperti
halnya peternakan yang saya kunjungi yaitu peternakan ayam arab milik bapak
Khairul Iskhak umur 32 tahun yang beralamatkan di desa Maron Pujon Kidul RT 15
RW 08, kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Peternakan ini didirakan sejak tahun
2010 karena pada sebelumnya pemilik pernah mengalami kegagalan dalam usaha
beternak ayam broiler, sehingga mengingat prospek yang menjanjiakan inilah pak
Iskhak memulai usaha beternak ayam petelur yaitu ayam arab.
Jumlah ayam arab
pada peternakan milik bapak Iskhak sebanyak 750 ekor yang terdiri dari fase
starter sebanyak 350 ekor dan fase layer sebanyak 400 ekor. Harga masing-masing
fase berbeda yaitu untuk ayam umur 4 bulan @Rp 45.000,00 dan untuk ayam umur 5
bulan @Rp 50.000,00. Jadi modal awal yang di butuhkan untuk pembelian ternak
sebesar Rp 35.750.000. Sedangkan bila ayam sudah afkir atau tidak produksi lagi
dapat dijual lagi dengan harga Rp 20.000.
Modal yang
digunakan untuk peternakan ayam arab milik pak Izkhak adalah mandiri yang
artinya bukan berasal dari bantuan pemerintah maupun pinjaman dari bank. Tanah
yang digunakan atau lahan yang digunakan juga milik sendiri dengan luas 600 m2.
Harga beli tanah saat itu yaitu sekitar Rp 70.000 per m2 sehingga
dapat ditotal untuk pembelian tanah adalah sebesar Rp 42.000.000. Di lahan
seluas 600 m2 di bangun 3 buah kandang dengan luas masing-masing 150
m2, 120 m2 dan 80 m2. Dana yang di keluarkan
untuk pembutan kandang sebanyak Rp 40.000.000 dan diperkirakan bias digunakan
sampai 15 tahun lamanya. Untuk menunjang peternakan ini alat-alat yang
digunakan antara lain pompa air, kaleng, selang air dan tendon.
Macam-macam
obat yang berikan antara lain vitamin, obat cacing, antibiotika dan vaksin.
Pemberiannya yaitu Vitamin 3x per 1 minggu, obat cacing bila terserang, vaksin
1x per bulan, antibiotic 5 hari per bulan. Penyakit yang sering menyerang
biasanya ND, cacingan dan kolera. Biaya yang keluarkan dalam pengobatan untuk
ternak Rp 10.000.000 untuk setiap 1x periode pemeliharaan.
Pakan merupakan
sarana produksi peternakan yang utama dan biaya yang dikeluarkan juga paling
tinggi. Pakan untuk 1 ekor ternak sebanyak 9 gram per hari. Biaya yang
dikelurakan untuk 1 hari untuk 750 ekor ayam adalah sebesar Rp 260.000. Pakan
yang diberikan dibeli dari pasar yang ada di Pujon. Pakan yang diberikan berupa
bekatu, gilingan jagung dan konsentrat. Semua pekerjaan dilakukan oleh pemilik
sendiri dan tidak ada tenaga kerja yang lain.
Pemanenan telur
dilakuakan setiap hari, jumlahnya rata-rata 600 butir telur. Harga telur ayam
arab saat ini Rp 950 per butir. Telur tersebut di pasarkan di Pujon, Batu dan
Malang saja. Pemasaran dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga tani
dan juga untuk memenuhi permintaan pasar. Selain telur yang dijual adalah
karung bekas pakan. Bulu ayam terbuang tanpa dimanfaatkan sedangkan feses
digunakan untuk pupuk di pertanian miliknya sendiri. Setiap melakukan penjualan
tidak memerlukan biaya karena tengkulak yang langsung mengambil ke kandang.
Analisa usaha merupakan suatu langkah kita untuk memulai
suatu usaha yang akan kita kerjakan.
Pada dasarnya segala suatu usaha alangkah baiknya dengan kita membuat
analisa usaha sebelumnya, dengan demikian kita dapat memprediksikan sebelumnya
apa yang akan terjadi kedepan nantinya dan kita dapat menanggulanginya secara
bijak. Dengan analisa usaha kita
memerlukan data-data yang tercukupi, sehingga memudahkan dalam penyusunannya. Dari menghitung analisa usaha kita dapat
menyimpulkan apakah kita akan mendapat untung atau rugi dengan biaya yang kita
keluarkan tiap bulannya.
Untuk mendirikan
usaha tersebut modal awal yang diperlukan adalah sebanyak Rp 118.420.000
sebagai investasi awal untuk pembelian tanah, kandang, ternak serta barang
investasi kecil-kecil seperti pompa air, selang air, tendon dan kaleng dan akan
mengalai penyusutan sebesar Rp 817.250. sedangkan modal kerja selama produksi
atau 18 bulan adalah sebesar Rp 152.380.000. dengan demikian jumlah yang
dikeluarkan untuk setiap kali periode yaitu Rp 153.197.250. dari hasil penjulan
telur ayam dan penjualan karung selama 18 bulan diperoleh Rp 307.845.000.
sehingga dapat dikatakan keuntungan bersih selama 18 bulan adalah sebesar Rp
154.647.750.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Untuk
mendirikan usaha peternakan milik pak Iskhak modal awal yang diperlukan adalah
sebanyak Rp 118.420.000 sebagai investasi awal untuk pembelian tanah, kandang,
ternak serta barang investasi kecil-kecil seperti pompa air, selang air, tendon
dan kaleng dan akan mengalai penyusutan sebesar Rp 817.250. sedangkan modal
kerja selama produksi atau 18 bulan adalah sebesar Rp 152.380.000. dengan
demikian jumlah yang dikeluarkan untuk setiap kali periode yaitu Rp
153.197.250. dari hasil penjulan telur ayam dan penjualan karung selama 18
bulan diperoleh Rp 307.845.000. sehingga dapat dikatakan keuntungan bersih
selama 18 bulan adalah sebesar Rp 154.647.750.
4.2 Saran
Sebaiknya
untuk pemberian pakan tidak hanya diberikan berupa konsentrat, gilingan jagung
dan bekatul karena ayam petelur juga dapat diberi pakan sisa nasi untuk
menghemat pengeluran yang digunakan pembelian pakan.
Daftar
Pustaka
Anonimous.
2012. Budi Daya Ayam Petelur (Gallus sp).
TTG Budidaya Peternakan
Erlankha, Mooeza. 2012. Ayam Arab.
http://www. ayam-arab.htm. diakses tanggal 20 April 2012
Irawady, Adjie. 2010. Budidaya Ayam
Arab. http://www.budidaya-ayam-arab-adjie
irawady site.htm. diakses tanggal 20 April 2012
Salam et al. 2006. Analisis Finansial
Usaha Peternakan Ayam Broiler Pola Kemitraan. Sekolah Tinggi Penyuluhan
Pertanian Gowa.
Setiawan,
Iwan. 2011. Kandang Ayam Arab Petelur. htpp://www. kandang-ayam-arab-petelur.html. diakses
tanggal 20 April 2012
Sukmawati, Farida. 2011. Produktifitas
Telur Ayam Arab. http:// index.php.htm. diakses tanggal 20
April 2012
Suryana dan Agus. 2008. Usaha Tani Ayam
Buras di Indonesia: Permaslahan dan Tantangan. Balai Pengkajian dan Teknologi
Pertanian Kalimantan Selatan. Banjarbaru
Lampiran-lampiran